4.1
Tolong-menolong
Dalam
kehidupan individu baik perseorangan atau sendiri, manusia tidak dapat hidup
secara individual, karena kita sebagai manusia pasti membutuhkan orang lain,
bisa dalam hal bertukar fikiran, berbagi pengalaman, pasti membutuhkan sifat saling
tolong menolong, bahkan untuk
membangun sebuah keluarga kita juga pasti membutuhkan orang lain untuk menjadi
pasangan hidup kita. Terdapat beberapa perilaku yang dimiliki seseorang yang
individu, diantaranya yaitu perilaku sadar, perilaku tidak sadar, perilaku
tamapk dan tidak tampak, perilaku kompleks dan sederhana, dan perilaku
kognitif, afektif, kognatif, dan psikomotor.
Contoh:
Perkembangan dari sifat individu, manusia pada waktu
lahir tampaknya sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk
berkembang. Bayi berproses dan anak akan berkembang menjadi dewasa, kehidupan
dan masa depan dia pun tergantung oleh pertolongan seseorang yaitu orang tua
yang bertindak sebagai pengasuhnya.
Kerjasama
Pada dasarnya setiap individu pasti memiliki
kekurangan dan pasti tidak selalu sempurna dalam hal apapun. Ketidak sempurnaan
ini yang menyebabkan adanya kerjasama
bagi setiap individu yang ingin menjadi sempurna. Kerjasama ini dapat terjadi
pada beberapa kerjasama baik itu antara individu dengan individu, kelompok
dengan kelompok ataupun individu dengan kelompok atau sebaliknya. Hidupnya
suatu inividu tidak akan berjalan lancar apabila ia sama sekali tidak melakukan
interaksi dengan indivudu lain, pastilah melakukan suatu kerja sama untuk
mencapai cita-citanya.
Contoh:
Misal dalam sebuah perusahaan tidak akan berjalan
lancar apabila pada setiap pegawai yang bekerjannya tidak melakukan komunikasi
dan menjalankan kerjasama, pastilah perusahaan tersebut tidak akan maju karena
tidak ada komunikasi yang menimbulkan kakta sepakat. Begitu juga kerjasama
antara perusahaan yang dapat bekerjasama dengan melakukan sebuah pekerjaan yang
tidak bisa hanya ditangani oleh satu perusahaan saja pastilah membutuhkan kerjasama
antara perusahaan.
Kompetisi
Kompetisi atau yang biasa disebut dengan persaingan
sangat dibutuhkan oleh setiap individu yang ingin menjadi yang terbaik, tidah
hanya itu kompetisi juga sebagai tolak ukur bagi invividu untuk mengetahui
seberapa mampukan individu tersebut bersaing dalam setiap jenjangnya. Kompetisi
ini biasa juga dikatakan pencarian yang baik dari yang terbaik artinya
kesempurnaan adalah hasil dari kompetisi, kompetisi harus dilakukan dengan
sehat artinya murni atau tidak ada kecurangan dalam menentukan yang terbaik
dalam setiap persaingannya.
Contoh:
Pada setiap jenjang pendidikan baik dari SD sampai
perguruan tinggi dalam setiap kelas pasti selalu terjadi persaingan untuk
menjadi yang terbaik atau yang biasa kita sebut dengan ranking, pada tingkatan
rangking pertama lah yang terbaik itu dapat ditentukan atau juga sebagai juara kelas.
Konflik
Dalam dunia
kehidupan setiap individu pasti pernah mengalami konflik baik dari dirinya
sendiri atau konflik dengan individu lain, konflik ini merupakan pertentangan
atau perselisih paham dengan individulain mengenai apa yang dilakukan. Konflik
sering terjadi apabila keduabelah pihas saling merasa benar dan merasa
dirigikan dengan perbuatan dari yang bertikai. Konflik tidak hanya secara fisik
tetapi juga bias berupa batin yang selalu dipendam dan terus menerus
berkepanjangan.
Contoh:
Dalam suatu organisasi terdapat dua kelompok yang
saling bertikai tentang apa yang mereka petentangkan, salah satu kelompok
tersebut merasa benar dan satunya lagi merasa paling benar dengan apa yang
mereka perbuat, pada akhirnya akan menimbulkan suatu konflik yang pada akhirnya
berujung dengan ketidak harmonisan dalam organisasi tersebut yang justru akan
memperburuk keadaan organisasi tersebut.
4.2
Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial
atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau
pengelompokan para anggota masyarakat secara
vertikal (bertingkat). Menurut
beberapa ahli pelapisan masyarakat adalah sebagai berikut:
- Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
- Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
- Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
- Menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Kesamaan
Derajat
Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah
diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah
sama. PBB juga mencita- citakan
adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya universal Declaration of Human
Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa manusia mempunyai hak yang
dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya. Beberapa hak itu dimiliki
tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau kelamin, karena itu bersifat
asasi serta universal. Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum declaration
of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945 hak-hak azasi
manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Pasal 29(2) menyatakan
bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agama dan kepercayaannya
itu.
Elite dan
Massa
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut
terlibat dalam kepemimpinan,
sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut
sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan
sekelompok orang yang dalam
masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite
adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang
tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite
dimaksudkan : “ posisi di dalam
masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi
tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat
kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat
pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe
masyarakat dan sifat kebudayaan
sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak
elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam
masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada
sekelompok kecil yang mempunyai
posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam
mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu mungkin
para pejabat tugas, ulama,
guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya lagi. Para
pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya
memegang strategi kunci
dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite
masyarakatnya.
Contoh:
Dalam setiap individu tentu memiliki kesamaan yang sama,
misalkan dalan setiap individu yang lahir kebumi ini mereka semuanya berhak mendapatkan
pengasuhan sampain dapat hidup dengan mandiri, seterusnya ketika telah dewasa dan
berhak mendapat pendidikan dan kasih saying dari orang tua. Semua individu tersebutlah
yang berhak mendapatkanya dan semua derajat merekapun sama baik dimata Tuhan atau
sesame individu.